Renungan, 27 Januari 2011
Topik : Kehendak-Nya
Nats : Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan (Yohanes 10:10)
Bacaan : Yohanes 10:7-11
Seorang pendaki gunung kawakan sedang membagikan pengalamannya kepada sekelompok pendaki pemula yang mempersiapkan pendakian pertama mereka. Orang itu telah menaklukkan puncak-puncak gunung yang paling ganas, sehingga ia dipercaya untuk memberikan nasihat. "Ingatlah," katanya, "tujuan pendakian adalah menikmati kegembiraan dan sukacita karena dapat mencapai ... puncak. Setiap langkah membawa kalian mendekati tujuan. Jika tujuan kalian hanyalah untuk menghindari kematian, pendakian kalian tidak akan maksimal."
Saya melihat bahwa nasihat itu berlaku pula dalam pengalaman hidup kristiani. Panggilan Yesus kepada kita untuk menjalani hidup kristiani bukan semata-mata untuk menghindari neraka. Tujuan kita bukanlah hidup dengan sedikit sukacita dan kepuasan, melainkan hidup yang penuh sukacita. Tujuan kita mengikut Kristus seharusnya tidak hanya untuk menghindari siksaan kekal. Jika itu motivasi utama kita, kita akan kehilangan keajaiban, sukacita, dan kemenangan setelah mendaki semakin tinggi dan tinggi bersama Yesus.
Tuhan menjanjikan kepada kita "hidup ... dalam segala kelimpahan (Yohanes 10:10). Kita tidak dapat mengalami hidup dalam kepenuhan dan kelimpahan jika hidup kita dipenuhi rasa takut. Saat kita berjalan dengan iman, maka setiap hari kita akan memandang kehidupan kristiani sebagai tantangan yang harus dihadapi dan satu langkah lagi menuju puncak kemenangan!
Janganlah hidup secara minimal. Hiduplah semaksimal mungkin! Dakilah gunung kehidupan dengan penuh percaya diri! --Dave Egner
KITA AKAN MENDAPATKAN AKHIR HIDUP YANG TERBAIK
JIKA KITA HIDUP BAGI KRISTUS
PERSEKUTUAN REMAJA HKBP KOMPAS INDAH
Selamat datang di blogger resmi PERSEKUTUAN REMAJA HKBP KOMPAS, Semoga blog ini dapat bermanfaat bagi generasi muda.
Mengenai PERSEKUTUAN REMAJA HKBP KOMPAS
- PERSEKUTUAN REMAJA HKBP KOMPAS
- bekasi, jawa barat, Indonesia
- Blog ini adalah alat informasi mengenai kegiatan remaja, renungan, aktifitas dll
Minggu, 30 Januari 2011
Rabu, 26 Januari 2011
Gadis Kecil dengan Seember Air
Gadis Kecil dengan Seember Air
Ada seorang janda miskin yang tinggal di satu pondok kecil yang hidup berseberangan dengan seorang Pendeta. Kesayangan utama janda miskin ini adalah bunga-bunga yang ditanam di depan rumahnya. Suatu hari janda miskin ini jatuh sakit, sehingga ia harus terbaring di tempat tidur untuk waktu yang cukup lama. Semua teman-teman dan tetangga-tetangganya datang untuk menunjukkan perhatian dan kebaikan hati mereka. Dari balik jendelanya, pak Pendeta dapat melihat siapa saja yang mengunjungi janda itu setiap hari, termasuk kunjungan dokter yang memeriksanya.Di sebelah rumah janda miskin ini tinggal juga seorang gadis kecil. Dia tidak terlihat mengunjungi janda miskin ini dan dia juga tidak menunjukkan perhatian secara menyolok kepada janda miskin ini. Tapi menjelang petang dia selalu datang membawa seember air dan mulai menyirami bunga-bunga milik janda miskin yang hampir layu karena teriknya sengatan matahari musim panas. Dia rajin melakukan hal ini sampai si janda miskin itu sembuh kembali.
Hari pertama janda miskin ini sembuh, hal pertama yang ingin dilakukannya adalah melihat bunga kesayangannya. Wajahnya terlihat semakin cerah saat diketahuinya bahwa bunga-bunga miliknya tetap segar dan cerah. Pendeta ini tidak menyelidiki apakah janda miskin ini tahu siapa yang merawat bunga-bunganya. Namun pendeta ini melihat kasih dan perhatian yang diberikan gadis kecil ini. Setiap kali pendeta ini melihat gadis kecil ini, maka ingatannya melayang pada peristiwa itu dan dia percaya bahwa Tuhan juga turut menyaksikan peristiwa itu dan mencatatnya di Buku Besar-Nya.
Tidak masalah seberapa muda dan kecilnya engkau, engkau bisa mengasihi, menolong dan berbuat baik kepada semua orang. Sebagaimana Tuhan Yesus selalu menolong orang lain bahkan kepada mereka yang memusuhi Dia. Semoga puisi berikut ini bisa menjadi doamu:
"God make my life a little light
Within the world to glow
A little flame that burneth bright
Wherever I may go."
"Tuhan membuat hidupku menjadi seberkas sinar kecil
untuk memancarkan cahaya di dalam dunia
Seberkas api kecil yang menyala terang
kemanapun aku pergi."
"Tetapi kalau kita mengakui dosa-dosa kita kepada Allah, Ia akan menepati janji-Nya dan melakukan apa yang adil. Ia akan mengampuni dosa-dosa kita dan membersihkan kita dari segala perbuatan kita yang salah." (I Yohanes 1:9)
"Tetapi kalau kita mengakui dosa-dosa kita kepada Allah, Ia akan menepati janji-Nya dan melakukan apa yang adil. Ia akan mengampuni dosa-dosa kita dan membersihkan kita dari segala perbuatan kita yang salah."
(I Yohanes 1:9)
Untuk mengenal atau meniliai orang lain lebih mudah dari pada mengenal dan meniliai diri kita sendiri. Kita sangat gampang mengatakan bahwa si-A begini, si-B begini. Kita lebih gampang melihat sisi baik/buruknya orang lain. Menyatakan kesalahan orang lain itu sangatlah mudah ketimbang mengakui kesalahan kita sendiri. Jika kita ingin melihat diri kita sendiri maka kita perlu alat bantu yang kita sebut "CERMIN".
Mengakui bukan hanya sekedar kata tetapi juga harus di ikuti dengan perbuatan. Artinya .. jika kita telah mengakui kesalahan kita terhadap orang lain kita juga harus bisa merobah perilaku dari yang salah itu ke perilaku yang benar/baik. Maka kita bisa melihat siapa dan bagaimana kita di antara sesama kita dan dihadapan Tuhan.
Nas renungan kita hari ini sudah jelas menyatakan jika kita mau mengakui dosa-dosa kita maka Allah akan memberikan keadilan bagi kita. Allah akan mengampuni segala dosa kita dan membersihkan kita dari kesalahan yang telah kita perbuat. Artinya Allah mau memperbaharui kita menjadi manusia baru yang bersih dari segala dosa. Tetapi itu diberikan hanya kepada orang yang mau berubah dan mengakui kesalahannya kepada Allah. Bukan kepada orang yang pandai menilai kesalahan orang lain. Mari kita mengakui segala dosa dan kesalahn kita di hadapan Allah, karena Allah akan menepati janjiNya dan melakukan apa yang adil. Amin
ORA ET LABORA
ORA ET LABORA
"Bekerjalah dengan rajin. Jangan malas. Bekerjalah untuk Tuhan dengan semangat dari Roh Allah. " Roma 12:11
Bekerja tanpa berusaha itu adalah sia-sia. Hal itu sesuai dengan bahasa latin yang mengatakan Ora et labora yang artinya "Berdoa dan Bekerja". Kalimat ini maksudnya ialah supaya seseorang tidak hanya meminta tetapi juga berusaha. Kita tidak boleh hanya meminta, menunggu dan berharap, tetapi kita di haruskan untuk berbuat dan berusaha.
Tentu perbuatan atau pekerjaan kita itu mempunyai tujuan. Tujuan yang utama itu adalah kita bekerja untuk kemuliaan Tuhan. Jika kita bekerja untuk Tuhan maka Tuhan akan menyertai kita dengan RohNya.
Nas renungan kita hari ini sudah jelas menyampaikan pesannya, supaya kita rajin bekerja dan beribadah kepada Tuhan dengan semangat. Kiranya semua pekerjaan dan perbuatan kita itu membawa sukacita terhadap sesama manusia dan menjadi kemuliaan nama Tuhan. Amin
PERSPEKTIF ALKITAB UNTUK KEHIDUPAN REMAJA KRISTEN
tgl.25 januari 2011
PERSPEKTIF ALKITAB UNTUK KEHIDUPAN REMAJA KRISTEN
PERSPEKTIF ALKITAB UNTUK KEHIDUPAN REMAJA KRISTEN
oleh: Pdt. Cornelius Kuswanto, D.Th.
PENDAHULUAN
Agustinus, salah seorang bapak gereja, dilahirkan di Tagaste (sekarang di wilayah Algeria) pada tahun 354. Ibunya yang bernama Monika adalah seorang Kristen yang saleh sedangkan Patrik, ayahnya, adalah seorang kafir yang mempunyai sifat pemarah dan pemabuk. Agustinus dipengaruhi oleh kehidupan ayahnya dan menjadi seorang remaja yang hidup menuruti hawa nafsunya. Pada masa mudanya, selain pandai menghafal Agustinus juga pandai berdusta, berkelahi, mencuri dan main perempuan. Ia pernah hidup bersama seorang wanita muda selama 13 tahun di luar nikah, dan dari hubungan asusila ini lahirlah seorang anak laki-laki.
Namun syukur kepada Tuhan karena melalui pembacaan surat Roma 13:13-14 yang berkata: “Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya,” Agustinus bertobat. Agustinus yang belum bertobat adalah Agustinus yang hidup mengikuti hawa nafsu sendiri, merugikan orang lain, hanyut dalam kenikmatan dunia dan tidak takut Tuhan. Agustinus yang sudah bertobat adalah Agustinus yang hidup dalam kekudusan, menjadi berkat bagi orang lain, meninggalkan kenikmatan dunia dan takut akan Tuhan serta mengasihi firman-Nya.
Jika Tuhan sudah menyatakan kemurahan-Nya terhadap Agustinus melalui firman Tuhan yang dibacanya di kitab Roma 13:13-14, biarlah Tuhan juga menyatakan kemurahan-Nya pada kita melalui topik “Perspektif Alkitab untuk Kehidupan Remaja Kristen.” Apakah perspektif Alkitab untuk kehidupan remaja Kristen?
PERSPEKTIF TERHADAP DIRI SENDIRI
Alkitab mengajar bahwa sebagai remaja Kristen, tubuh kita adalah bait Allah yang hidup. Paulus amat memperhatikan perbuatan dan tingkah laku orang Kristen. Ia berkata kepada orang-orang Kristen di Korintus demikian: “Tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1Kor. 3:16). Kemudian ia berkata lebih lanjut: ”Tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu. . . ?” (1Kor. 6:19). Paulus menulis kepada umat Tuhan di Korintus dengan memakai gaya bahasa retoris “tidak tahukah kamu. . . .” yang mempunyai pengertian bahwa mereka sesungguhnya sudah harus tahu bahwa sebagai orang-orang percaya, tubuh mereka adalah bait Allah yang hidup di mana Roh Kudus diam di dalam mereka.
Bagi remaja dunia, tubuh adalah alat untuk melampiaskan nafsu tetapi bagi remaja Kristen, tubuh ialah bait Allah yang kudus sehingga remaja Kristen sepatutnya hidup dalam kekudusan. Ketika kita percaya Tuhan Yesus sebagai Juruselamat, kita dimeteraikan oleh Roh Kudus. Karena itu kalau kita tetap hidup menuruti hawa nafsu berarti kita mendukakan Roh Kudus.
Kita dipanggil untuk meninggalkan semua kebiasaan yang dapat memperhamba kita tetap hidup dalam dosa supaya kita dapat hidup dalam kekudusan. Apakah ada dosa-dosa yang membelenggu kita seperti pesta-pora, mabuk, judi, narkoba? Kita perlu memohon kepada Tuhan agar kuasa Roh Kudus memampukan kita untuk lepas dari perbuatan-perbuatan dosa yang memperhamba kita. Menurut remaja dunia, pesta-pora, mabuk, judi dan narkoba adalah hal yang normal. Tetapi menurut Alkitab semua itu memperbudak kehidupan kita sehingga kita hidup dalam belenggu dosa.
PERSPEKTIF TERHADAP ORANG LAIN
Manusia adalah makhluk sosial. Remaja Kristen sebagai bagian dari masyarakat juga harus hidup memperhatikan orang lain yang ada di sekeliling kita. Tingkah laku dan perbuatan kita akan mempengaruhi orang lain. Bagaimanakah sikap kita sebagai remaja Kristen terhadap orang lain? Kita akan melihatnya dari dua sudut, yakni dari sudut negatif dan positif.
Dari Sudut Negatif: Jangan Kita Memakai Kebebasan Yang Kita Miliki di dalam Kristus Menjadi Batu Sandungan bagi Orang Lain
Paulus berkata, “... jagalah supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah” (1Kor. 8:9). Orang Kristen di Korintus harus memikirkan sesama saudara seiman. Bagi orang-orang Kristen yang kuat hati nuraninya, makan daging yang sudah dipersembahkan kepada berhala tidak menjadi masalah, karena itu bukan apa-apa. Tetapi bagi orang-orang Kristen yang lemah hati nuraninya, kebebasan perbuatan orang-orang Kristen yang kuat hati nurani itu bisa menjadi batu sandungan. Sebab itu Paulus berprinsip: “Apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku” (1Kor. 8:13). Paulus memakai kebebasan yang ia miliki dengan mengontrol kebebasan itu sehingga boleh menjadi berkat bagi orang-orang yang ia layani (1Kor. 9:19).
Kita bebas memilih cara dan mode berpakaian sesuai dengan keinginan kita. Tetapi apakah melalui hal itu, misalnya dengan berpakaian terlalu tipis, terlalu ketat, terlalu pendek, kita sudah menjadi batu sandungan terhadap orang lain? Mengikuti mode masa kini, yes, tetapi kalau mode masa kini menjatuhkan iman orang lain, biarlah kita melepaskan mode tersebut demi membangun iman sesama saudara kita.
Dari Sudut Positif: Memakai Kebebasan yang Kita Miliki di dalam Kristus untuk Menjadi Berkat bagi Orang Lain
Tuhan Yesus merupakan teladan terindah bagi kita dalam memakai kebebasan untuk menjadi berkat bagi orang lain. Contohnya, Yesus memakai waktu malam-Nya untuk berbicara dengan Nikodemus, seorang Farisi yang membutuhkan penyelesaian tentang masalah kerajaan sorga (Yoh. 3:1-21). Yesus memakai waktu siang-Nya untuk berbicara dengan wanita Samaria (seorang wanita yang dihindari orang banyak karena perbuatan amoralnya) untuk menyelesaikan masalah air hidup (Yoh. 4:1-26). Yesus bertanya kepada Bartimeus, pengemis buta dari kota Yerikho, “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Yesus kemudian menyembuhkan buta Bartimeus (Mrk. 10:46-52). Tuhan Yesus menolong orang lain bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan semata-mata untuk keuntungan orang yang dilayani-Nya. Pola kehidupan Yesus yang sedemikian ini membuat Paulus memberikan nasihat kepada orang-orang Kristen di Korintus: “Jangan seorang pun mencari keuntungan sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain” (1Kor. 10:24).
Confusius mengajar, “Apa yang kita tidak mau orang lain perbuat kepada kita, jangan kita lakukan terhadap orang lain.” Ini adalah Golden Rule dari Confusius. Kalau kita mau menjadi orang baik, jangan berbuat jahat kepada orang lain. Ajaran moral ini adalah ajaran yang pasif.
Yesus juga memberikan Golden Rule kepada orang percaya, yakni: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka” (Mat. 7:12). Yesus mengajar kita untuk menjadi anak-anak Tuhan yang aktif melakukan perintah Tuhan terhadap sesama kita.
PERSPEKTIF TERHADAP DUNIA INI
Sebagai remaja Kristen kita patut mengasihi manusia berdosa yang ada di dalam dunia (Yun. kosmos) ini sebagaimana Allah mengasihi (Yoh. 3:16). Yesus mengasihi penduduk Yerusalem dan menangis bagi mereka yang mengeraskan hati menolak keselamatan yang Ia sediakan (Luk. 19:41). Kita sudah memiliki hidup kekal dari Tuhan dan sepatutnya kita mengasihi orang-orang di dalam dunia yang belum mempunyai hidup kekal dalam Tuhan Yesus.
Di pihak lain, sebagai orang percaya kita diperingatkan untuk tidak mengasihi dunia. Di dalam suratnya, rasul Yohanes menasihati orang-orang percaya, “Janganlah kamu mengasihi dunia (Yun. kosmos) dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginanya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya (1Yoh. 2:15-17).
Mirip dengan nasihat Yohanes, Petrus menasihati orang Kristen agar menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa (1Ptr. 2:11). Keinginan daging yaitu hidup menuruti kemauan hawa nafsu yang mementingkan diri sendiri dan kepuasan diri. Orang-orang di sekeliling kita menjadikan posisi, kekuasan, kekayaan sebagai prioritas mereka. Apakah remaja Kristen juga mengejar hal-hal ini?
Selanjutnya, keinginan mata yaitu apa yang kita lihat kita menginginkannya. Orang-orang dunia hidup berdasar penampilan yang kelihatan di depan mata. Penonjolan diri melalui perhiasan dan kemewahan merupakan ciri-ciri kehidupan manusia di dunia ini. Kehidupan semacam ini bukan untuk kehidupan remaja Kristen.
Sedangkan keangkuhan hidup yaitu percaya diri berdasarkan materi yang kita miliki. You are what you drive. Anda adalah manusia kalau memiliki BMW atau Rolls Royce. You are what you wear. Anda adalah manusia kalau berpakaian pola Paris atau memakai arloji Rolex. Anak Tuhan tidak memakai perspektif hidup seperti ini. Kita adalah manusia yang bernilai di hadapan Tuhan bukan karena memiliki mobil mahal atau perhiasan mewah, melainkan karena kita adalah anak Tuhan yang sudah ditebus oleh darah Kristus yang tidak ternilai harganya. Kita tidak perlu merasa kuper (kurang pergaulan) karena tidak mengikuti cara hidup orang dunia yang menekankan penampilan luar yang memukau. Justru sebagai remaja Kristen kita perlu hidup dengan prinsip kuper, yaitu mau memperkenan hati Tuhan dengan tidak mengasihi dunia ini dengan segala kemewahan dan kenikmatannya.
PERSPEKTIF TERHADAP TUHAN
Kelakuan dan kehidupan remaja Kristen bukan hanya berhubungan dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan dunia ini, tetapi yang lebih penting kelakuan dan kehidupan orang Kristen berhubungan dengan Tuhan yang sebagai sumber hidup orang Kristen.
Seorang Anak Tuhan Hidup Mengasihi Tuhan dan Firman-Nya
Karena Tuhan sudah mengasihi kita lebih dahulu maka kita patut mengasihi Tuhan. Bukti bahwa seseorang mengasihi Tuhan ialah mengasihi firman Tuhan dan suka melakukan firman itu dalam kehidupannya. Firman Tuhan harus mengendalikan seluruh aspek kehidupan kita, baik pikiran, perkataan dan perbuatan (Yoh. 14:15; 21; 15:10; 1Yoh. 2:3-5; 3:21 dst.).
Pemazmur berulang kali mengutarakan isi hatinya yang mengasihi Tuhan dengan mengasihi firman Tuhan: “Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya” (Mzm. 119:35); “Itulah sebabnya aku mencintai perintah-perintah-Mu lebih daripada emas, bahkan daripada emas tua” (Mzm. 119:127); “Aku berpegang pada peringatan-peringatan-Mu dan aku amat mencintainya” (Mzm. 119:167).
Seorang Anak Tuhan Hidup dalam Takut akan Tuhan
Seseorang yang takut akan Tuhan ialah orang yang menghormati Tuhan dalam setiap aspek kehidupannya. Konkretnya, seseorang yang takut akan Tuhan ialah seorang yang takut berbuat dosa di mana saja dan kapan saja. Bandingkan perbuatan istri Potifar yang tidak takut akan Tuhan, dengan perbuatan Yusuf yang takut akan Tuhan (Kej. 39). Ketika suaminya tidak di rumah, istri Potifar tanpa malu-malu: mengajak Yusuf tidur bersama (39:7); membujuk Yusuf tidur bersama dari hari ke hari (39:10); memegang baju Yusuf (39:12); memfitnah Yusuf di muka orang banyak (39:14); memfitnah Yusuf di depan suaminya ketika sang suami kembali dari tugasnya (39:17).
Dari perbuatannya kita mengetahui bahwa istri Potifar sama sekali tidak takut akan Tuhan. Kebalikan dari istri Potifar yang tidak takut Tuhan, Yusuf adalah seorang pemuda yang takut akan Tuhan. Meskipun ia dibujuk dari hari ke hari untuk tidur bersama dengan istri Potifar, Yusuf menolak melakukan perbuatan yang tidak patut ini karena hal itu merupakan kejahatan besar dan dosa terhadap Allah (Kej. 39:9).
Daud yang bertobat menyadari bahwa perbuatan zinahnya dengan Batsyeba merupakan dosa terhadap Tuhan. Dalam Mazmur 51:6 ia berkata, “Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kau anggap jahat....” Kita harus memohon kepada Tuhan untuk menolong kita menghargai kekudusan kehidupan seksual. Hubungan seks sebelum menikah merupakan dosa terhadap Tuhan. Perbuatan ini sudah dianggap normal oleh banyak remaja masa kini. Tetapi Tuhan menghendaki remaja Kristen menjaga kekudusan hidup pernikahan. Penulis kitab Ibrani berkata, “Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah” (13:4).
KESIMPULAN
Kita membutuhkan pertolongan Tuhan agar dapat menjaga kekudusan hidup kita sebagai bait Allah yang hidup agar kita menjadi berkat bagi orang lain dengan berbuat baik sebagai ekspresi pernyataan hidup Kristus. Kehidupan kita harus merupakan kehidupan yang tidak mengasihi dunia dengan segala kenikmatan dan kemewahan, tetapi sebaliknya, kita mengasihi Tuhan serta senang untuk melakukan firman itu dalam segala aspek kehidupan dengan dasar takut akan Tuhan.
Sumber:
VERITAS Volume 4/2 (Oktober 2003)
Langganan:
Postingan (Atom)
Entri Populer
-
REMAJA HKBP KOMPAS INDAH THN. 2011 PENDAHULUAN Puji syukur kepada Allah Bapa yang baik yang selalu me...
-
Macam - Macam Ulos Batak 1.Ulos Jugia Ulos ini disebut juga ulos na so ra pipot atau pinunsaan. Jenis ini menurut kepercayaan orang Batak ...